Tantangan dan jawaban, Perspektif Teori Arnold Toynbee jika dikaitkan dengan COVID-19

Arnold J Toynbee
Arnold J Toynbee

   Arnold J Toynbee berpendapat dan memperkenalkan bahwa sejarah dalam kaitan dengan teori challenge and response maksudnya suatu peradaban bisa muncul karena tantangan dan tanggapan antara manusia dan alam sekitarnya. Arnold Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam situs kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan dan kematian. Toynbee menekankan pada masyarakat atau peradaban sebagai unit studinya, peradaban muncul berdasarkan perjuangan mati-matian. Peradaban hanya tercipta karena suatu peradaban dapat mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka Peradaban Mesir Kuno dapat berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad . Dimulai dengan unifikasi kelompok-kelompok yang ada di sekitar lembah Sungai Nil.
   Peradaban bangsa Mesir sangat mendasarkan kebutuhannya pada kesuburan Sungai Nil, bangsa Mesir telah menetap di lembah ini dan karena bisa mengolah tanah dengan persediaan air yang telah diberikan oleh sungai yang tidak tergantung pada musim hujan Ahli sejarah Ernest H Gombrich mengatakan dalam tulisannya bahwa Afrika sangatlah panas dan kadang tidak pernah sama sekali turun hujan selama berbulan-bulan. Inilah sebabnya mengapa banyak daerah di benua yang besar ini sangat luar biasa keringnya. Bagian-bagian dari benua Afrika tertutup oleh lautan pasir yang sangat luas. Di kedua sisi Sungai Nil juga terutup oleh pasir dan di Mesir sendiri pun jarang terjadi hujan. Namun, bangsa Mesir menjawab tantangan tersebut dengan memanfaatkan keberadaan Sungai Nil ini dalam kebutuhan sehari-harinya. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia yang mencapai 6400 kilometer. Sungai Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada empat negara yang dilewati Sungai Nil, yaitu Uganda, Sudan, Ethiopia dan Mesir.
   Setiap tahun Sungai Nil selalu banjir, luapan banjir itu menggenangi daerah kiri, sehingga menjadi lembah yang subur hal ini kemudian dimanfaatkan oleh bangsa Mesir dalam pemenuhan kebutuhannya. Mereka memanfaatkan Lembah Sungai Nil yang subur untuk sektor pertanian. Air sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terusan-terusan dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang-ladang milik penduduk dengan distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi dibuatlah organisasi pengairan, hasilnya bisa menyuburkan pertanian seperti gandum, sekoi atau jemawut dan jelas yaitu padi-padian yang biji atau buahnya keras seperti jagung Dari studi kasus di atas bahwa bangsa Mesir Kuno mampu mendirikan suatu peradaban yang berkembang sangat lama karena didasari oleh adanya tantangan lalu mereka menjawab tantangan tersebut melalui keberadaan sungai Nil.  Peradaban tercipta untuk mengatasi tantangan dan rintangan, bukan karena menempuh jalan yang terbuka lebar dan mulus. Peradaban muncul berdasarkan perjuangan yang dilakukan secara mati-matian. 
   Meminjam teori Challange and Response dari Toynbee, maka kondisi sekarang sangatlah buruk untuk kemajuan peradaban manusia, dimana saat ini dunia sedang di suguhkan pandemik COVID-19 sebagai tantangan umat manusia, walaupun teknologi dan ilmu pengetahuan medis sudah modern, tidak bisa dipungkiri bahwa para tenaga medis kewalahan menghadapi virus ini, creative minority itu dibutuhkan sekarang, namun bukan dalam arti minoritas dan mayoritas. Dalam konteks hari ini, wabah Covid-19 adalah tantangan besar yang membutuhkan respons kreatif untuk bertahan hidup. Selain petugas kesehatan sebagai garis depan melawan Covid-19, keluarga bermanifestasi sebagai minoritas yang diharapkan kreatif dalam merespons tantangan ini. Lalu, bagaimana membentuk keluarga sebagai unit terkecil masyarakat sebagai kekuatan kreatif? Pendekatan ini tidak dapat dilakukan secara formal tetapi didasarkan pada kepentingan saja. Sama seperti membaca, ada perbedaan antara membaca berbasis pekerjaan rumah dan membaca yang terinspirasi oleh minat atau hobi. Wabah Covid-19 menjadi dorongan bagi anggota keluarga untuk memfokuskan kembali secara serius pada pengembangan minat dan hobi mereka. Covid-19 menciptakan attachment berdasarkan desain, bukan karena kecelakaan. Anak-anak dapat memanfaatkan momen ini untuk belajar secara online, bukan dalam konteks melakukan tugas sekolah formal, tetapi terlibat dalam hobi yang mungkin hanya dilakukan di waktu luang mereka. Anak-anak dapat menggambar, melukis, bercerita dan menulis cerita pendek, dan sebagainya didukung oleh panduan online yang berlimpah di YouTube atau platform lainnya. Orang tua dapat menjadi mentor, guru, atau bahkan teman untuk hobi anak-anak mereka. Tetapi, sekali lagi, ini harus dilakukan dengan santai tanpa tekanan seperti proses belajar di sekolah. Anak-anak harus tetap terhibur. Orang dewasa dan anak-anak memainkan peran yang berbeda dalam menjalani isolasi meskipun mereka memiliki tujuan yang sama untuk memperkuat kohesi keluarga. Ketika tindakan orang dewasa mengarah pada produktivitas, anak-anak seharusnya hanya untuk kesenangan semata. Perbedaan perlu dipertahankan mengingat usia dan karakteristik mental mereka yang berbeda. Untuk orang dewasa, momen isolasi ini kompatibel dengan produktivitas. Tidak ada yang salah, bagaimanapun, bahwa orang dewasa menjaga pola anak-anak ketika harus menghabiskan waktu di rumah, memberikan perhatian lebih pada kesenangan daripada keuntungan. Wabah Covid-19 mendapat banyak tekanan untuk memonetisasi waktu luang mereka. Kultus kesibukan adalah salah satu aspek paling beracun dari budaya kita. Ini juga merupakan mekanisme pertahanan. Ketika begitu banyak dari kita menderita kesulitan ekonomi karena kita berjuang untuk menempatkan pendidikan kita dan potensi untuk digunakan di tengah wabah virus, lebih mudah untuk terus berjalan dan memuliakan perjuangan daripada duduk dan berisiko merasa tidak berdaya. Namun, orang tidak harus menepis hobi mereka sendiri. Sementara hasrat dan minat masih terkait dengan berorientasi pada keuntungan, melakukan hobi sama dengan kesenangan. Anda tidak harus memonetisasi kesenangan Anda. Melakukan hobi Anda sendiri membuat Anda tidak merasa tertekan untuk memonetisasi waktu luang kami. Hobi tidak harus dijiwai dengan tujuan di luar kesenangan kita sendiri terhadap mereka. Mereka sendirian pun bisa cukup. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEIJI RESTORATION

Catatan Pra Perkuliahan Pertemuan Ketujuh ICT dan Media Pembelajaran Sejarah

Produksi kapital