Catatan Pasca Perkuliahan Pertemuan Ketiga ICT dan Media Pembelajaran Sejarah



Persiapan Diri

   Selasa, 16 Maret 2021 pertemuan ketiga perkuliahan dengan mata kuliah ICT dan Media Pembelajaran Sejarah semester genap tahun akademik 2020/2021 dilaksanakan dengan cara Daring atau Online. 10 menit sebelum perkuliahan dimulai, saya telah mempersiapkan peralatan yang akan digunakan untuk membantu saya dalam perkuliahan daring seperti mempersiapkan handphone, serta mengecek kesiapan Kamera.

   Dalam perkuliahan daring saya mengalami gangguan dalam jaringan dan perkuliahan kali ini tidak berjalan dengan lancar. Pada pukul 09.00 WIB perkuliahan dimulai dengan membaca bismillah kemudian bapak Arif Permana Putra, M. Pd. dan Ibu Yuni Maryuni, M. Pd. Selaku dosen pengampu memberikan kuliah melalui zoom meeting. Lalu dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab, setelah itu diskusi tanya jawab selesai dan diakhiri dengan membaca Alhamdulillah, Perkuliahan selesai pada pukul 10.00 WIB. 


Materi


     Belajar merupakan kebutuhan primer bagi semua orang karena kita tidak dapat hidup tanpa ilmu. Ada pepatah mengatakan “Kejarlah ilmu walau sampai ke negeri China”, pepatah ini membuktikan bahwa kita dituntut untuk mencari ilmu sebanyak mungkin tanpa mengenal jarak dan usia. Untuk menunjang pendidikan yang baik dibutuhkan beberapa sarana pendidikan yang memadai. Saat ini telah diciptakan beberapa gadget edukasi yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses pembelajaran. 

     Kata media berasal dari bahasa latin yang medius yang secara harafiah berarti tengah, perantara pengantar. Gadget berkaitan dengan media pembelajaran berbasis ICT, oleh sebab itu biasanya terhubung dengan internet. Penggunaan internet sangat menunjang dalam gadget ini. 

     Banyak orang beranggapan bahwa gadget dapat diibaratkan sebagai sebilah pisau. Jika mahir menggunakannya secara tepat, pisau itu dapat membantu pekerjaan secara tepat dan cepat. Sekali tebas maka putuslah ranting kayu. Namun, pisau itu dapat melukai pemiliknya jika tak mahir menggunakannya. Pisau itu justru akan meninggalkan jejak buruk yang berbentuk luka tak terhilangkan. Maka, alangkah baiknya jika pisau itu benar-benar digunakan untuk sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya. Sedemikian halnya dengan gadget, mestinya pemiliknya berusaha agar piranti canggih itu dapat memberikan banyak manfaat. Hendaknya gadget tidak memberikan dampak buruk karena kesalahan pemakaian. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas bagi pemilik gadget sehingga dampak buruk dapat dihindari dan hasil positif dapat diraih.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEIJI RESTORATION

Catatan Pra Perkuliahan Pertemuan Ketujuh ICT dan Media Pembelajaran Sejarah

Produksi kapital